Selasa, 06 Oktober 2020

 Berikut adalah contoh Essay

gambar essay.jpgImunitas: Tameng Alami Melawan Covid-19


            Penduduk dunia saat ini sedang menghadapi masalah serius yaitu pandemi virus korona jenis SARS-Cov-2 yang mengakibatkan penyakit Covid-19. Virus ini awalnya merebak di Wuhan pada bulan Desember 2019. Asal usul virus ini juga sempat menjadi perdebatan sengit seperti dilansir dari Liputan6.com. Amerika Serikat (melalui Presiden Donald Trump) menuding virus korona berasal dari China sementara di lain pihak Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, menuding sebaliknya dengan mengatakan bahwa justru tentara Amerika Serikat yang membawa virus ini ke Wuhan. Selain perdebatan dua negara adidaya tersebut, masyarakat juga diresahkan oleh adanya teori konspirasi yang pertama kali dibuat oleh seorang ilmuwan dari Amerika Serikat bernama Dr. Judy Mikovits. Dilansir kumparan.com, ia menuding Bill Gates dan WHO (Eorld Health Organization) sebagai dalang di balik pandemi Covid-19. Pernyataan ini mendapatkan sanggahan dari banyak pihak termasuk ilmuwan. Dari artikel yang berjudul “The proximal origin of SARS-Cov-2” oleh Kristian G. Anderson dkk, diketahui bahwa tim ini telah membandingkan data sekuens genom yang sudah ada untuk beberapa strain virus korona. Genom ini kemudian diurutkan dan dibandingkan dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrom). Data menunjukkan bahwa sangat tidak mungkin membentuk virus korona melalui manipulasi laboratorium. Ada dua kemungkinan yang menjelaskan asal usul virus korona yaitu (i) akibat dari seleksi alam pada inang hewan sebelum transfer zoonosis; dan (ii) seleksi alam pada manusia setelah transfer zoonosis. Terlepas dari perdebatan-perdebatan tadi, perlu kita kaji beberapa hal berkaitan virus korona agar tidak terjadi miskonsepsi.


Status virus sebagai makhluk

Virus memiliki struktur sederhana tidak seperti sel. Ia bisa bersifat seperti makhluk hidup (mampu berkembang biak saat berada di dalam sel hidup) dan bersifat seperti makhluk tak hidup (tidak melakukan metabolisme ketika di luar sel hidup). Artinya, virus tidak bisa mereplikasi diri jika berada di luar sel hidup karena virus memerlukan inang untuk bertahan hidup. Perbandingan struktur tubuh virus dengan sel prokariotik dan sel eukariotik digambarkan sebagai berikut.

sel.jpgbacteriophage.jpg

Virus hanya memiliki DNA sebagai materi genetiknya sedangkan sel prokariotik dan eukariotik memiliki DNA dan RNA. Keadaan ini menjelaskan bahwa virus memerlukan asam nukleat sel inang agar bisa memperbanyak diri sehingga virus belum bisa dikatakan sebagai makhluk/ sel. Terlebih lagi dalam proses kehidupannya, ia sangat tergantung dari sel inang hidup dan akan mati jika berada di luar sel inangnya. Namun ketika berada di dalam sel inang, virus bersifat parasit karena ia akan mengganggu metabolisme sel inang bahkan mengakibatkan kehancuran sel itu sendiri.


Perkembangbiakan virus dalam tubuh manusia

Seperti dijelaskan di atas bahwa virus memerlukan sel inang untuk memperbanyak diri. Sel inang ini berasal dari makhluk hidup, termasuk manusia. Ada banyak penyakit pada tubuh manusia yang disebabkan oleh virus, diantaranya influenza, campak, AIDS dan penyakit covid-19 yang sedang melanda dunia saat ini. Penyebaran virus pada manusia bisa melalui udara (saluran pernapasan) atau melalui sistem peredaran darah. Perkembangan virus dalam tubuh manusia melalui replikasi (perbanyakan) baik itu secara siklik maupun non siklik, spesifik tergantung dari karakteristik asam nukleat virus itu sendiri. Sebagai contoh virus korona. Seorang ahli mikrobiologi seluler dari University of Reading, dr. Simon Clarke mengatakan bahwa virus korona akan pindah ke saluran udara dan menyerang paru-paru serta sistem kekebalan seperti virus lainnya."Virus tidak dapat mereproduksi sel sendiri, tidak seperti bakteri atau sel manusia, sehingga menginfeksi sel kita untuk membuat salinan dirinya sendiri. Ketika itu terjadi, sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi dengan banyak cara yang berbeda dan menyebabkan peradangan untuk menghilangkan infeksi" penjelasan Clarke seperti dilansir dari suara.com. Ia juga menambahkan bahwa infeksi virus korona terjadi di jaringan-jaringan serta saluran paru-paru. Infeksi ini menyebabkan terjadinya peradangan di paru-paru dan saluran pernapasan sehingga pernapasan akan menjadi lebih sulit bhkan mengakibatkan gagal napas yang berujung pada kematian.


Mekanisme tubuh terhadap virus

        Tubuh manusia memiliki sel darah putih untuk melindungi tubuh dari berbagai serangan bakteri, jamur, atau virus patogen. Sel darah putih merupakan bagian dari sistem imun yang berfungsi untuk menangkal virus atau bakteri penyebab penyakit. Ia mampu melacak dan melawan mikroorganisme asing pada tubuh secara langsung melawan agen penyakit tersebut, atau dengan membentuk antibodi. Salah satu ciri seseorang telah terinfeksi mikroorganisme asing adalah demam.  Melansir Healthline.com, orang dewasa dianggap demam apabila suhu tubuhnya di atas 37,8 derajat Celsius, sementara pada anak-anak dengan menggunakan indikator demam berdasarkan hasil pengukuran suhu rektal, telinga, atau dahi di atas 38 derajat Celsius, pengukuran suhu di ketiak lebih dari 37,2 derajat Celsius, serta pengukuran suhu di lidah lebih dari 37,8 derajat Celsius. Demam ini mengindikasikan bahwa tubuh sedang melakukan perlawanan terhadap infeksi mikroorganisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun demikian, ada pula demam yang berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan segera karena kenaikan suhu tubuh yang terlalu melonjak tinggi mengakibatkan pecahnya pembuluh darah doi otak.

Asal usul dan evolusi virus corona

        Asal usul virus korona sampai saat ini masih dalam perdebatan. Dilansir dari kemkes.go.id,

kasus  penyebaran virus korona dimulai pada 31 Desember 2019. Saat itu, WHO China Country Office melaporkan adanya kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Kemudian pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Sehingga akhirnya pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/ PHEIC) akibat penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Saat ini virus korona sudah mengalami evolusi dari sebelumnya. Para ilmuwan menganggap bahwa kelelawar merupakan inang virus korona karena banyaknya penyakit yang muncul dari spesies ini.  Dilansir kompas.com, Zheng-Li Shi, direktur Center for Emerging Infectious Diseases di National Institute of Health melacak sumber virus SARS asli pada kelelawar dan mengidentifikasi SARS-CoV-2. Tim peneliti ini juga melaporkan bahwa penyebaran virus korona ke manusia asil dari kemampuan virus untuk mengikat sel inang melalui perubahan materi genetiknya.

Upaya tubuh menjaga diri dan orang lain dari virus

Upaya yang dilakukan tubuh untuk menjaga diri dan orang lain dari virus adalah dengan perlindungan, baik itu secara mekanik mapupun fisiologis. Perlindungan mekanik berkaitan dengan struktur tubuh manusia yang memiliki kulit sebagai pelindung tubuh, sedangkan perlindungan fisiologis adalah dengan adanya sel-sel darah putih. Berkaitan dengan perlindungan diri terhadap virus korona, sudah sepantasnya kita melindungi penyebarnnya dengan cara rajin mencuci tangan. Hal ini karena kulit merupakan pertahanan pertama tubuh manusia. Jika ternyata virus itu sudah masuk, maka kita wajib melindungi diri dengan meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh. Cara yang dilakukan adalah dengan menghindari stres, memperhatikan asupan makanan bergizi, dan yang paling penting adalah melakukan olahraga agar produktivitas sel-sel darah putih menjadi lancar. Jadi intinya, kekuatan tubuh utama terhadap virus adalah dengan imunitas. Semoga kita semua selalu dalam imunitas baik agar terhindar dari Covid-19. Salam sehat.


Rujukan:

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/03/160200223/evolusi-virus-corona-pada-kelelawar-terlacak-ini-penjelasan-ilmuwan?page=all


https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/COVID-19%20dokumen%20resmi/2%20Pedoman%20Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20Coronavirus%20Disease%20(COVID-19).pdf